Proses bunkering kapal atau proses pengisian bahan bakar dari tongkang atau penyuplai ke kapal. Proses bunkering memiliki tingkat bahaya yang tinggi maka dalam proses pelaksanaanya harus sesuai dengan tata cara yang benar. Secara garis besar akan dijabarkan prosedur selama proses bunkering dan prosedur setelah proses bunkering.
Berikut ini adalah prosedur selama proses bunkering berlangsung, diantaranya :
- Selama proses bunkering dimulai, kecepatan pompa dijaga dalam kondisi rendah, ini dilakukan untuk pemeriksaan apakah bahan bakar mengalir ke dalam tangki yang dimana valve-nya telah dibuka.
- ABK harus melakukan pengukuran sounding dari tangki yang akan bunkering maupun tangki yang tidak bunkering untuk memastikan bahan bakar mengalir ke tangki yang akan bunkering.
- Setelah dipastikan bahan bakar mengalir ke tangki yang tepat maka kecepatan pompa dinaikan atas persetujuan.
- Umumnya hanya satu tank filling yang digunakan karena pengukuran lebih dari satu tangki pada saat bersamaan memungkinkan terjadinya overflow.
- Volume maksimal dari tangki yang sedang diisi adalah 90 %, apabila tangki tersebut sudah mencapai hampir level maksimum maka pompa bunkering yang terletak di tongkang diturunkan kecepatannya kemudian tangki berikutnya yang akan diisi valve-nya dibuka.
- Selama proses bunkering, pemeriksaan sounding dilakukan secara teratur dan frekuensi lebih banyak pada saat tangki hampir penuh. Kebanyakan kapal memiliki tank gauges di kamar mesin, tetapi ini hanya dapat diandalkan jika sistem bekerja dengan benar.
- Suhu dari bunker juga harus diperiksa, umumnya tongkang atau penyuplai akan menyediakan bunker temperature. Suhu adalah parameter yang kritikal apabila bahan bakar yang ditransfer adalah heavy fuel oil, apabila terjadi penyimpangan suhu dapat menyebabkan kekurangan pasokan bunker.
- Anak Buah Kapal bertugas untuk membuka atau menutup katup tangki selama proses pengisian bahan bakar. Anak Buah Kapal juga bersiap untuk membuka katup tangki bahan bakar lain yang selanjutnya akan diisi dan menutup katup tangki segera setelah tangki sebelumnya sudah mencapai batas maksimum pengisian.
Berikut ini adalah prosedur setelah proses bunkering berlangsung, diantaranya :
- Setelah proses bunkering dipastikan selesai, kemudian dilakukan pengaliran udara (air blow) ke bunkering supply line untuk membuang semua minyak yang terperangkap dalam saluran pipa bunkering. Pada tahap ini dipastikan semua sounding pipe caps tertutup dan menjaga ventilasi tangki penyimpanan bahan bakar pada batas maksimal.
- Hindari terlebih dahulu melepas sambungan antara bunkering supply line dan receiving manifold sebelum dipastikan jumlah bahan bakar yang ditransfer sesuai dengan persetujuan. Apabila terdapat kekurangan jumlah bahan bakar maka penyuplai dapat menyetujui untuk memberikan kompensasi dan melanjutkan proses bunkering.
- Draught dan trim diperiksa dan dicatat.
- Memeriksa sounding semua tangki yang sudah terisi melalui proses bunkering.
- Volume dari bahan bakar harus dikoreksi untuk koreksi trim kapal, heel dan suhu.
- Pada umumnya untuk setiap kenaikan derajat suhu, density dari fuel oil dapat berkurang sebesar 0.64 kg/m3.
- Sebanyak 4 buah sampel diambil selama proses bunkering. 1 sampel disimpan dikapal, 1 sampel untuk kapal bunker atau tongkang, 1 sampel untuk dianalisa, dan 1 sampel untuk port state.
- Kepala Kamar Mesin menandatangani tanda terima proses bunkering (Bunker Delivery Note) dan jumlah bunker yang diterima.
- Jika terdapat kekurangan jumlah bunker yang diterima maka Kepala Kamar Mesin dapat mengeluarkan nota protes terhadap tongkang atau pemasok apabila dari pihak pemasok tidak menyetujui adanya kekurangan jumlah bunker.
- Setelah semua dipastikan selesai, koneksi dari hose dapat dilepas dari manifold. Membersihkan bunker station dan memindahkan perlengkapan SOPEP ke tempat semula.
- Sampel dari bahan bakar tersebut dikirim ke laboratorium untuk dianalisa.
- Kepala Kamar Mesin akan membuat laporan dari proses bunkering tersebut pada oil record book yang dilampiri dengan tanda terima proses bunkering (Bunker Delivery Note).
Bahan bakar yang baru dari proses bunkering tersebut seharusnya tidak digunakan sampai menerima hasil analisa dari lab.