Pengukuran tebal plat kapal umumnya dilaksanakan pada proses docking kapal. Korosi dan gesekan pada lambung kapal pada saat kapal beroperasi menyebabkan pengurangan ketebalan plat kapal.
Demi terjaganya kekuatan struktur kapal sehingga kapal masih laik laut maka dilakukannya pemeriksaan ketebalan plat kapal pada saat kapal naik dok. Pengukuran tebal plat kapal umumnya termasuk dalam lingkup pemeriksaan pada saat survei kelas.
Terdapat empat metode yang sering digunakan untuk pengukuran tebal plat kapal, yaitu:
- Ultrasonic Test
- Ultrasonic test adalah metode Non Destructive Test (NDT) menggunakan energi suara frekuensi tinggi (getaran ultrasonik) untuk melakukan proses pengujian atau proses pengukuran. plat yang diukur digerinda kemudian diberi couplant. SE-probe yang terdapat pada alat UT ditempelkan pada permukaan plat dan mengeluarkan getaran ultrasonik. Getaran menembus ketebalan plat sampai sisi yang lain, dan dipantulkan kembali menuju SE-probe sebagai gema. Dengan diketahui kecepatan getaran, maka waktu getaran ultrasonic yang diterima kembali oleh SE-probe tersebut akan menunjukkan plat yang sedang diukur.
- Test Hammering
- Tes menggunakan palu adalah metode yang paling sederhana untuk mengetahui ketebalan plat kapal atau balok konstruksi badan kapal. Palu ini terdiri dari dua ujung. Ujung yang runcing digunakan untuk menghilangkan karat, kotoran, dan cat yang melekat pada plat kulit atau balok konstruksi. Ujung lainnya yang tumpul digunakan untuk memilih tempat yang paling tipis akibat karat atau aus. Tinggi rendahnya nada getar yang ditimbulkan oleh plat kapal akibat dipukul oleh menunjukkan tingkat ketebalan plat kapal. Makin tinggi nada getaran makin tipis plat tersebut.
- Test Hole
- Pengetesan ini dilakukan dengan cara melubangi permukaan plat kapal. Lubang percobaan atau test hole dibuat dengan menggunakan las potong asitilene atau alat bor. Ketebalan plat kapal diketahui dengan mengukur kedalaman lubang. Setelah selesai, lubang pada plat kapal tersebut ditutup dengan baut tap kemudian dilas. Metode ini meninggalkan cacat permukaan yang terdiri dari tonjolan baut tap.
- Linear Dial Gauge
- Metode ini menggunakan alat yang bernama Linear Dial Gauge untuk menentukan kedalaman keausan. Tumpuan dengan baut penahan geser batang penunjuk digunakan untuk mengukur ketebalan. Penunjuk indikator ditempatkan sesuai dengan jarum penunjuk, dan socket ditempatkan sesuai dengan ujung atas dari indikator penunjuk sehingga titik tersebut bertepatan dengan titik penunjuk.
Kriteria berkurangnya ketebalan plat kapal yang masih diperbolehkan oleh badan klasifikasi kapal adalah didasarkan pada ketebalan plat kapal sesuai gambar konstruksi lambung kapal dan gambar bukaan kulit (shell expansion plan) saat kapal bangunan baru diperiksa oleh badan klasifikasi kapal. Setiap badan klasifikasi kapal, sesuai hasil risetnya, memiliki rumus perhitungan yang berbeda-beda untuk menghitung tebal minimum plat kapal.
Menurut peraturan Rules Biro Klasifikasi Indonesia Volume 2 Rules For Hull ada beberapa rumus untuk menentukan ketebalan minimum plat kapal diantaranya :
Rumus perhitungan plat Alas (Bottom plating)
- Untuk kapal dengan panjang L < 90 m
- Untuk kapal dengan panjang L > 90 m
Rumus perhitungan plat sisi (side shell plating)
- Untuk kapal dengan panjang L < 90 m
- Untuk kapal dengan panjang L > 90 m
Secara prinsip, setiap badan klasifikasi kapal menggunakan kriteria ketebalan plat kapal yang sama. Sebagai contoh, untuk bagian konstruksi utama, kapal dengan ukuran panjang L ≥ 100 m, pengurangan tebal plat yang dapat diterima bisa dilihat dalam Rules atau peraturan badan klasifikasi dimana kapal tersebut dikelaskan.
Untuk kapal dengan ukuran panjang L <100 m, secara umum pengurangan ketebalan plat yang diijinkan biasanya hanya sampai 20% dari ketebalan plat awal. Sementara untuk profil-profil lain di dalam konstruksi internal kapal, penurunan ketebalan yang dapat diterima berkisar 25% dari tebal awal.
Untuk mempermudah pengaplikasian di lapangan pemilik kapal dapat menggunakan rumusan pendekatan Ketebalan Minumum (Tmin) secara lokal area saja, di bawah ini untuk mengetahui kondisi bocor halus pada plat kapal :
- Untuk plat geladak: Tmin > 0,9 (5,5 + 0,02 x L) satuan dalam mm
- Untuk plat sisi lambung dan plat dasar :Tmin > 0,9 (5.0 + 0,04 x L) satuan dalam mm